G.I.G.I. T.I.M.U.N

"Take time to THINK. It is the source of the power. Take time to READ. It is the foundation of wisdom. Take time to Quite. It is the opportunity to seek God. Take time to DREAM. It is the future made of. Take time to PRAY. It is the greatest power on earth" -Author Unknown-

Teman-teman..
batrei laptop saya mo habis..
dari td berkutat dengan pengaturan tata letak blog saya yang sangat kacau.
alhamdulillah dari jaman jebot dlu pengunjung dah 1000 lebih..hampir 2000, dikit ga sih artinya tuh?
saya lagi betek nih. pengen ngeblog sampai goblog tapi jam sudah menunjukkan pukul 23:26. setaon, banyak crita baru dan sekarang muncul lagi hasrat untuk mengedit sluruh isi blog saya ini. jadi lebih gahoooooooooooooooolllllllll...ga melankolis kayak dulu. beda aliran deh sekarang..sejak ikut geng binal, blognya juga harus agak binal dong yaaa...

mo nulis tapi males..tapi pengen..tapi males...tapi laperrrr (??)
smua yang berasal dari perut akan kembali ke perut. seharian saya belum makan teman-teman, cuma sarapan aja. hari ini sibukk sekali..pulang jam 11. nemani mama belanja, rapat SHoT, trus ke rumah nenek, baru malem online..awwwww. smua bergantung pada perut. perut kosong otak kosong. perut kosong tenaga kosong. perut kosong tangan-kaki-lutut-punggung jadi melemah smuanya.. apa ini tanda2 aku akan dapat flu dari hongkong lagi???
dah malem...makan yukkk(bukan bobo yuk)

0 komentar:

who's me?

My photo
Balikpapan, East Kalimantan, Indonesia
Ordinary person yang masih belajar tentang arti kesetiaan, cinta dan persahabatan. sedang memasuki dunia binal yang kadang romantis dan tragis. berusaha untuk humoris namun menjadi garing (?) selalu bersikap melankolis tapi berakhir dengan dramatis... 6 tahun lalu menjadi seorang intelektualis, 3 tahun lalu sebagai spiritualis..entah tahun ini mungkin menjadi seorang yang emosionalis dan kritis.

Melankolism

Jika suatu hari nanti akan kutemui jalan yang begitu curam bersama gelombang yang menghadang. akan kulintasi suatu tepian air mata yang pelupuknya masih merah membara. bersamanya tak tampak sedikitpun kilau cahaya. biru langit yang masih
menendangku ke arah sinar matahari mencengkram erat kedua tanganku. hingga aku terpantul lagi ke bumi. Lalu akankah bumi menerima ku kembali??

ngobrol.dulu