G.I.G.I. T.I.M.U.N

"Take time to THINK. It is the source of the power. Take time to READ. It is the foundation of wisdom. Take time to Quite. It is the opportunity to seek God. Take time to DREAM. It is the future made of. Take time to PRAY. It is the greatest power on earth" -Author Unknown-

reda hujan di sampingku

tanah baru saja kembali menghitam

mata manusia merah, sehabis tinta hitam tumpah

bibir berucap, syukur…

langit kembali mendominasi

bagai anak-anak bersiap menyambut datangnya pesawat

yang menumpangi kedua orang tua mereka

habis sudah kekuatanku!

Jika kamu berpikir tentang kekuatan, tak kan pernah ada ujungnya untuk mengulas. Kekuatan itu perpaduan cinta. Cinta ayah dan ibuku menghasilakan kekuatan, yaitu aku. Huh… begitu layakkah aku menjadi kekuatan bagi mereka?! Aku kuat menopang cinta. Tapi cintaku tak kuat menopang kekuatan. Halah… perpaduan kalimat yang begitu aneh! Busuk untuk di dengar, bull shit untuk di dendangkan. Hingga saat ini, tak banyak yang dapat aku katakan. Mulutku masih terkunci. Dan kuncinya belum ditemukan. Setelah ibuku membuangnya jauh-jauh. Dan ayah, menyekap tubuhku agar tak lari mengejar arah kunci gila itu. Usahaku berontak, sia-sia.

Tuhan begitu baik padaku, Dia kirimkan obor cintaNya yang menerangi hatiku. Hingga tak lagi merasa jenuh dengan kalimat kacau ayah-ibuku. Aku mengendap-endap agar bisa masuk ke dalam hatiNya. Sedikit kuintip lubang kecil di pangkal dunia sebelum masuk ke dalam hatiNya. Eh… aku melihat rupa kerdil berwarna merah. Baunya busuk, tercium dari kejauhan. Makin mengendap, makin ku dekati si kerdil merah itu. Merah dan kerdilnya tak berubah. Bau busuknya makin tercium. Ternyata, jarak kami 1000 tahun cahaya. Begitu jauh…. Akan lapuk diriku untuk sampai menujunya. Makin dekat, makin ku kenal sosok itu. Kerdil…merah…busuk…! Wajahnya samar mirip diriku. Jemarinya, matanya, ah…. Ini diriku! Hanya saja dalam versi berbeda. Yang ini dalam versi dunia, dan yang itu versi di mata Tuhan. Ohhhhhhh….. Tuhanku memandangku. Hati Tuhanku begitu luas! Manusia kerdil berkumpul di sana. Tapi, aku lah yang paling kerdil. Tak apa… yang penting dia masukkan aku ke dalam golongan orang pilihan hatiNya. Alhamdulillah….

0 komentar:

who's me?

My photo
Balikpapan, East Kalimantan, Indonesia
Ordinary person yang masih belajar tentang arti kesetiaan, cinta dan persahabatan. sedang memasuki dunia binal yang kadang romantis dan tragis. berusaha untuk humoris namun menjadi garing (?) selalu bersikap melankolis tapi berakhir dengan dramatis... 6 tahun lalu menjadi seorang intelektualis, 3 tahun lalu sebagai spiritualis..entah tahun ini mungkin menjadi seorang yang emosionalis dan kritis.

Melankolism

Jika suatu hari nanti akan kutemui jalan yang begitu curam bersama gelombang yang menghadang. akan kulintasi suatu tepian air mata yang pelupuknya masih merah membara. bersamanya tak tampak sedikitpun kilau cahaya. biru langit yang masih
menendangku ke arah sinar matahari mencengkram erat kedua tanganku. hingga aku terpantul lagi ke bumi. Lalu akankah bumi menerima ku kembali??

ngobrol.dulu