G.I.G.I. T.I.M.U.N

"Take time to THINK. It is the source of the power. Take time to READ. It is the foundation of wisdom. Take time to Quite. It is the opportunity to seek God. Take time to DREAM. It is the future made of. Take time to PRAY. It is the greatest power on earth" -Author Unknown-


Tuhan…
Seringnya aku melupakan goresan tinta surat cintaMu, ketika hari menyambut langkahku dengan gontai. Aku manusia berupa hantu yang menakut-nakuti alam bawah sadar yang selalu tertanam di jiwaku. Karena otakku yang kini telah suak dengan segala macam ilmu “abu-abu” yang begitu mendominasi pikiran. Pengetahuan menyurutkan niatku untuk mengkolaborasikan satu dari namaMu yang begitu agung. Terhambur menjadi kepingan logam yang tak tersirat. Legam, terbakar sinar matahari dunia yang begitu panas.

Kehadiran orang ketiga dalam cinta KITA berDUA, sangat membutakan pandanganku. Menahan air mata yang hampir saja tumpah ke dalam mata batinku. Tapi karena dia, air mata itu mengalir lurus hingga menetes pada satu titik. Basah pada lantai nista yang merangkap menjadi hatiku di dunia. Dia begitu menutup telingaku, seraya memuncratkan titik-titik coklat pada gumpalan daging suci yang mengendap dalam tubuhku. Mempercepat aliran darah hingga berdesir hebat. Mengunci kalam suci di dalam sunyinya ruh yang begitu kotor. Separuh nyawaku hampir terbang untuknya. Entah Tuhan, mengapa dia menggugah?! SANGAT MENGGUGAH…!!! Pertalian darah yang mungkin akan tersambung atas ridhoMu. selalu menjadi pengharapan yang membuatku gila. Hingga berani menduakan cinta suci di atas obor cahayaMu. Tapi ini terlalu DINI!

Oh Tuhan…
Tak ternilai mahalnya cahaya yang kau berikan sepanjang usiaku. Sudah 15 kali betemu Muharram, Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijah. 15 kali pula menemui April, Mei, Juli, dan Desember. Kebahagiaan yang begitu sempurna atas karunia Tuhanku yang begitu Pengasih. Masih sempat kulihat wajah Ayah dan Ibu ketika meniup lilin kesejahteraan di atas tawa mereka yang 15 kali kulihat sempurna. Kau ijinkan aku mengulang hari bahagia saat tubuh ini terlepas dari rahim suci seorang ibu. Merah dan layu…

Ramadhan yang selalu kurindu, kutemui dalam pengharapan mulia seorang hamba. Alhamdulillah, penantian di penghujung tahun kembali datang. 1 Syawal penanda sucinya diri bagai bayi yang baru lahir ke dunia, selalu menyisakan kenangan indah yang menggugah. Mata masih tertuju pada sebuah pengorbanan. Memori kembali menguak pada satu peristiwa di Mekkah Al-Mukarramah. Nabiku Ibrahim yang di perintahNya tuk menyembelih buah hati yang lama dinanti. Sebagai tanda Cinta kepada Dia yang Esa.

Tuhan…
Andaikan waktu dapat diputar ulang, masih kah kau ijinkan aku untuk mengintip sedikit saja keluasanMu. Merancang strategi untuk membuktikan akan eksistensiMu bagi mereka yang tak mengerti apa itu dunia. Luas dunia lebih kecil dari besarnya kuasaMu. Dunia hanyalah satu dari benda genggaman tanganMu yang begitu mengkilap. Hingga kilapannya sering membutakan mata para hambaMu hingga jauh dariMu. Dan aku, hanyalah titik kecil yang begitu kerdil dan busuk berada pada dunia yang Kau genggam dengan tangan suciMu itu. Aku dan dunia akan hancur atas kuasaMu. Tapi Engkau, akan terus tegak berdiri tanpa mati. Tanpa haus, tanpa lapar…, dan aku percaya itu!

Ya Tuhan…
Aku masih menyimpan 1 juta pengharapan. Harapan dari hidup sampai mati yang menyesakkan hidungku. Bau badan mereka benar-benar membuat perutku mual. Tapi mereka selalu memaksa, dan mendesak agar semua nya terkabulkan!
Aku hamba yang egois. Segala karunia telah Kau beri tanpa pernah kuminta. Melebihi angan-angan yang saat itu belum berani kuucapkan. Duh Rabbi, hingga kapan manusia akan terus berpikir tentang kepuasan dunia? Sampai kemutlakan itu terjadi kah? Demi diriMu, sungguh… aku tak mengerti!

Tuhan…
Akan segera kuakhiri celotehan mulutku yang tak hentinya memperdendangkan rayuan mautku padaMu. Agar masih dapat Kau sisakan aku satu “kavling” yang layak pada JannahMu. Entahlah… ini juga satu pengharapan manusia egois seperti diriku. Yang sebentar lagi akan lebam dihajar panas matahari. Tapi sulit. Ini sulit! Melepas tangan dari secarik kertas yang kini kurasa begitu suci. Bersiap untuk menjadi selembar saksi di Hari KemudianNya nanti. Tuh kan… pengharapan lagi…pengaharapan lagi! Memang tak kan pernah ada habis nya jika tak kuhentikan semua ini. Sudahlah Tuhan, bukannya aku berhenti berharap. Tapi ini keharusan untuk mengeksiskan cintaku padaMu. Agar tak selalu menjadi hamba yang begitu Munfik dan Egois. Baiklah Tuhan…. Kuucapkan terima kasih atas segala perhatianMu yang luar biasa untuk diriku di dunia.

"Pengharapan yang tak ada habisnya"

Oil City, 20 September 2007,
Diiringi Lagu Yaa Rabbana…
Sepi dalam Ramadhan yang begitu suci,

0 komentar:

who's me?

My photo
Balikpapan, East Kalimantan, Indonesia
Ordinary person yang masih belajar tentang arti kesetiaan, cinta dan persahabatan. sedang memasuki dunia binal yang kadang romantis dan tragis. berusaha untuk humoris namun menjadi garing (?) selalu bersikap melankolis tapi berakhir dengan dramatis... 6 tahun lalu menjadi seorang intelektualis, 3 tahun lalu sebagai spiritualis..entah tahun ini mungkin menjadi seorang yang emosionalis dan kritis.

Melankolism

Jika suatu hari nanti akan kutemui jalan yang begitu curam bersama gelombang yang menghadang. akan kulintasi suatu tepian air mata yang pelupuknya masih merah membara. bersamanya tak tampak sedikitpun kilau cahaya. biru langit yang masih
menendangku ke arah sinar matahari mencengkram erat kedua tanganku. hingga aku terpantul lagi ke bumi. Lalu akankah bumi menerima ku kembali??

ngobrol.dulu